Sahabat Cerpi pada kesempatan kali ini Blog CeramahPidato.Com akan berbagi artikel ceramah ramadhan 2015 yang berjudul: Membangun sistem keluarga Muslim, Ceramah ramadhan ini bisa anda jadikan referensi dalam ceramah ramadhan pada bulan puasa 1436 H ini, simaklah:
Makna Keluarga
Keluarga (rumah tangga ) adalah unit terkecil dari masyarakat. Ia merupakan batu sendi pemangunan hidup bermasyarakat dan ernegara. Syariat Islam mengatur agi para pemeluk Islam untuk memangun sistem keluarga musim. Q.S. AL-Tahrim 66:6.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Yang Artinya:
Dasar-dasar Pernikahan
Akad nikah adalah titik tolak hidup erkaluarga, menjalin ikatan suami istri. Berdasar atas dua sumber: Al-Qur’an dan Al-Sunnah. Q.S. an-Nisa 4: 3-4:
وَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَىٰ فَانكِحُوا مَا طَابَ لَكُم مِّنَ النِّسَاءِ مَثْنَىٰ وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ ۖ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَلَّا تَعُولُوا
وَآتُوا النِّسَاءَ صَدُقَاتِهِنَّ نِحْلَةً ۚ فَإِن طِبْنَ لَكُمْ عَن شَيْءٍ مِّنْهُ نَفْسًا فَكُلُوهُ هَنِيئًا مَّرِيئًا
Yang Artinya:
Adapun tujuan pernikahan adalah sebagai berikut: Membangun kehidupan sakinah, yakni terciptanya ketemtraman jiwa yang meliputi hidup keeluargaan, yakni rasa cinta dan kasih sayang yang mengikat semua anggota keluarga. Q.s. al-Rum 30: 21.
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Yang Artinya:
Memperoleh keturunan, Allah swt. Berfirman didalam Q.S. al-Nahl 16:72, berbunyi:
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُم مِّنْ أَزْوَاجِكُم بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ ۚ أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَتِ اللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ
Yang Artinya:
Dan Q.S. Ali Imran 3: 38, berbunyi:
هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ ۖ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
Yang Artinya:
Membentengi diri dari kemaksiatan dan kemung karan. Nabi Muhammad saw. Bersabda: Wahai para pemuda, barang siapa di antara kamu telah mampu menikah, maka menikalah, sesungguhnya nika itu akan menundukkan pandangan dan menjaga kehormatan, barang siapa yang belum mampu, hendaklah ia berpuasa, sebab ia akan menjadi perisai’’. (riwayat Bukhari dan muslim)
Pemilihan jodoh
Tidak ada bermotif dorongan nafsu seks semata.Orang mukmin haram menikah dengan orang yang musyrik atau dengan yang penzina. Q.S.al-nur 24:3.
الزَّانِي لَا يَنكِحُ إِلَّا زَانِيَةً أَوْ مُشْرِكَةً وَالزَّانِيَةُ لَا يَنكِحُهَا إِلَّا زَانٍ أَوْ مُشْرِكٌ ۚ وَحُرِّمَ ذَٰلِكَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ
Yang Artinya:
Jodoh dipilih karena faktor dien, bukan karena faktor darah, harta dan kecantikan. Nabi saw. Bersabda:Wanita dinikahi karena empat pekara: karena kekayaannya, nashab (status sosial)nya, kecantikannya dan karena agamanya. Pilihan dari faktor agamanya kamu pasti beruntung’’. (Riwayat Muslim)
Kewajiban dan Hak Suami-Istri
Ada tiga komponen inti dalam keluarga: Suami?ayah, Istri/ibu, Anak-anak. Menurut Islam, kewajiban didahulukan dari hak. Dengan menjalankan kewajiban, sekaligus memberi haknya orang lain.
Kewajiban Suami/ayah:
Suami dan istri masing-masing secara timbal-balik mempunyai kewajiban dan hak. Rasulullah saw. Bersabda:Sesungguhnya istrimu mempunyai hak atas kamu, dan kamu mempunyai hak atasnya’’(H.R.bukhary).
Wanita-wanita yang dithalak hendaklah menahan diri (menunggu)tiga kali quru’. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminy berhak merujukiny dalam masa menanti itu, jika mereka (suami) itu menghendaki ishlah. Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibanya menirut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan dari pada istrinya, dan Allah maha perkasa lagi maha Bijaksana.’’
Dan Q.s.An-Nisa’ 4:34, berbunyi;
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ ۚ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ ۚ وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا
Yang artinya:
Memelihara dan melindungi diri dan keluarganya agar tidak berjerumus ke dalam neraka. QS. Al-Tahrim 66 :6.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Yang artinya:
Mendidik anak keturunannya agar mereka manjadi manusia kuat dan sehat (jasmani rohani) dan tidak menjadi beban masyarakat, Rasulullah saw. Bersabda:Adalah lebih baik engkau meninggalkan ahli warisan dalam keadaan bercukupan, dari pada engkau tinggalkan mereka menjadi beban manusia lain’’. (Riwayat Bukhary Muslim).
Mencukupi nafkah dan belanja rumah tangga. Rasulullah SAW pernah bersabda, bahwa nafkah yang diberikan kepada keluarga, lebih besar pahalanya dari yang disumbangkan untuk sabilillah, atau untuk pembebasan budak atau fakir miskin (Riwayat Muslim dan Ahmad).
Mendidik keluarga dalam hidup beribadah, khususnya menegakkan ibadah shalat. QS Thaha 20:132:
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ
Yang artinya:
Kewajiban Istri / ibu: menjadi perempuan shaleh, Allah SWT berfirman di dalam QS Al-Nisa 4:34:
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ ۚ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ ۚ وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا
Yang Artinya:
Menyenangkan hati suami dan patuh kepdanya, seperti dalam hadist Riwayat al-Tabrany: Sebaik-baik istri yang menyenangkan hatimu bila engkau memandangnya, yang taat kepadamu dan yang dapat menjaga kehormatan dirinya dan harta bendamu di waktu engkau diluar rumah. Bersama dengan suaminya berkewajiban mengembangkan fitrah anak-anaknya, sabda Rasul SAW: kullu mauludin yuladu’ ala al-Fitrah (Riwayat Bukhary).
Menyusukan anak-anaknya secara sempurna (2 tahun), seperti dalam QS Al-Baqarah 2:233:
وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ ۖ لِمَنْ أَرَادَ أَن يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ ۚ وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَا تُضَارَّ وَالِدَةٌ بِوَلَدِهَا وَلَا مَوْلُودٌ لَّهُ بِوَلَدِهِ ۚ وَعَلَى الْوَارِثِ مِثْلُ ذَٰلِكَ ۗ فَإِنْ أَرَادَا فِصَالًا عَن تَرَاضٍ مِّنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا ۗ وَإِنْ أَرَدتُّمْ أَن تَسْتَرْضِعُوا أَوْلَادَكُمْ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِذَا سَلَّمْتُم مَّا آتَيْتُم بِالْمَعْرُوفِ ۗ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Yang Artinya:
Kewajiban ayah dan ibu (2 orang tua) terhadap anak-anak mereka ialah mendidik mereka baik rohani maupun jasmani menjadi manusia yang mempunyai sumber daya yang berkualitas. QS An-Nisa 4:9:
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
Yang Artinya:
Kewajiban Anak
Anak mempunyai kewajiban terhadap kedua orang tuanya, baik ketika orang tua masih sehat dan kuat, apalagi setelah usia lanjut atau uzur. Sebagaimana anak mempunyai kewajiban terhadap Allah SWT.
Kewajiban beribadah kepada Allah SWT dan tidak mempersekutukan-Nya, mensyukuri nikmat-Nya, berbuat kebajikan kepada orang tua. Perbuatan yang dilakukan dengan penuh keikhlasan, serta mengharap ridha Allah SWT semata. QS An-Nisa 4:36:
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا
Yang artinya:
Didalam QS Al-Baqarah 2:83:
وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ لَا تَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِّنكُمْ وَأَنتُم مُّعْرِضُونَ
Yang Artinya:
Didalam QS Lukman 31:14:
وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
Yang artinya:
Berbuat kebajikan (ihsan) kepada kedua orang tua, dengan cara sang anak wajib dihadapkan kata – kata yang bijaksana dan memohonkannya akan rahmat Allah serta ampunan-Nya untuk mereka berdua. Selalu pula menyalakan api cinta dan rasa syukur kepada mereka dengan kesadaran atas pengerbonan dan cinta kasih dari ibu-bapak selama ia kecil. QS Al-Isra 17:23-24:
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
Yang artinya:
Adanya budaya panti-panti asuhan jompo, dimana masyarakat berdatangan menitipkan orang tua mereka yang sudah tua renta dan uzur, adalah budaya barat, dan merupakan prilaku yang tidak islami.[cp]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar