Sahabat Cerpi pada kesempatan kali ini CeramahPidato.Com akan berbagi artikel mengenai Ceramah Puasa 2015 atau Ceramah Ramadhan 1436 H, judulnya adalah Tuntunan Zakat Fitri, simaklah.
Perhatikanlah bahkan namanya adalah semua hadis yang menjadi sumber bagi zakat ini menggunakan kata. Mengubah kata menjadi berakibat berubahnya makna dan hakekat fithri itu. Maknanya makanan, sedang makananya bentuk asli manusia jadi maknanya zakat makanan, sedang maknanya zakat orang, perhatikanlah akibat dari perubahan nama itu. Di bawah ini dicantumkan sebuah hadis yang secara jelas, menyebut nama zakat sebagai:‘’dari Ibnu Umar ra. Berkata: ‘Rasulullah saw. Mewajibkan zakat al-Fithri, 1sha’ kurma, atau 1 sha gandum, bagi budak dan merdeka, lelaki dan perempuan, kecil dan besar yang Islam. Dan beliau (nabi) perintahkanlah supaya dilaksanakan sebelum keluar orang-orang (dari rumahnya) ke (mushalla untuk) shalat ‘Id’’ (Muttafaq ‘Alaih).
Zakat fithri diwajibkan oleh Rasulullah saw. bukan Allah swt. Yang mensyari’atkanny. Karena itu maka sumber hukum bagi zakat fitri adalah hadis tidak ada dalam Alquran.
Zakat Al-Fithri
Zakat al-Fithri disyari’atkan pada tahun kedua hijriyah yaitu pada tahun disyari’atkannya puasa Ramadhan.Hukumnya, wajib atas segenap anggota keluarga yang beragama Islam, termasuk pembantunya, masing-masing satu sha’. (lihat hadis di atas).Yang Mustahiq, atau yang berhak menerima, hanya orang-orang miskin saja yang diantarkan langsung oleh Muzakki yang mengeluarkan zakat.
Tujuan zakat al-Fithri:
‘’untuk mensucikan orang-orang berpuasa daripada kesia-siaan dan kata-kata kotor’’.‘’Untuk makan orang-orang miskin’’
Ada perintah Rasulullah saw:‘’Cukupkanlah mereka (orang-orang miskin) jangan berkeliling (mencari makanan) pada hari ini (Id al-Fithri)’’.
Yang di zakatkan kurmaatau gandum atau kismis, atau akit, ataupun makanan lain seperti beras, jagung, sagu dsb.Ukurannya sebanyak 1 sha’ setiap orang. 1 sha’ =4 mud.1 mud =4 x sepenuh dua belah tangan.Waktunya, di lakukan pada waktu malam Idul Fithri, mulai terbenam matahari, sampai pagi sebelum orang-orang keluar dari rumahnya menuju (mushallla/ lapangan di luar kota) untuk shalat al-‘Id.
Rasulullah saw.:‘’Dan Rasulullah saw. memerintahkan agar zakat Fothri dilaksanakan sebelum keluar orang-orang (dari rumahnya) ke (kushhallah) untuk shalat ‘Id’’.
Di bawah ini saya kutipkan sebuah contoh yang dibuat oleh Dr. S. Majidi tentang pelaksanaa zakat fithri dalam sebuah buku yang berjudul ‘’Zakat al-Fithri’’ yang disaling oleh Dr. H. Subari Damopolii.
Contoh: Seorang kepala rumah tangga kaya maupun miskin beranggotakan keluarga: seorang isteri, seorang anak laki-laki dan perempuan, sudah besar atau bayi dan seorang pelayan, yang jumlah seluruhnya 5 orang.
Zakat Fithri seorang 1 sha’x 5 orang = 5 sha’
Pada malam Idul Fithri…tidak ada berasnya sama sekali, yang ada Cuma sedikit saja hanya cukup untuk dimakan sekeluarga, esok harinya lebaran dan ada lebihnya tapi tidak sampai 1 sha’, tidak wajib zakat fithri.
Tidak mampu, tidak ada kewajiban =(a). Kalau mampu, boleh beli beras pada malam itu, di bawah ke rumah untuk zakat fithri.Ada kemampuan, ada kewajiban =(b)Kewajiban sekedar kemaampuan (c). Ia miskin, jadi ia mustahiq.
Jika menerima Zakat Fithri, orang:
- 1 sha’, cukup dimakan sekeluarga. Belum cukup wajib zakat Fithri. =(a).
- 2 shs’, dizakatkan 1 sha’ bagi diriny =(c)
- 3 sha’, dikeluarkan 2 sha’ baginya dan isterinya = (c)
- 4 sha’, keluar 3 bersama anak lelakinya =(c)
- 5 sha’, 4 dengan anak perempuannya =(c)
- 6 sha’, 5 segenap kelusrganya = (b)
Zakat Fithri disampaikan langsung :
- 1 sha’ pertama kepada miskin terdekat.
- 1 sha’ kedua kepada yang dekat.
- Sha’ ketiga, keempat dan kelima kepada seterusnya.
Sumber bacaan :Al-Fiqhu al-Islami Wa Adillatuhu : Dr. Wahhab Az-Zuhaili; Bulugh al-Maram : al-Hafizd Ibn Hajar al-Asqalani; Zakat al-Fithri : Dr. S. Majidi.[cp]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar