MENGENAL PENGARANG KITAB JURUMIYYAH : IBNU AJURRUM ASH-SHANHAJI
Oleh : Abdullah Abdulkarim Lc.
Nama
lengkapnya adalah Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Dawud
Al-Shinhâji, dengan mengkasrahkan shod , bukan dengan memfathahkannya
seperti yang sering disebutkan oleh sebagian kalangan. Kalimat
Al-Shinhâji ini seperti yang diriwayatkan oleh Al-Hamîdi dinisbatkan
kepada salah satu kabilah yang berada di Negeri Maroko yaitu kabilah
Shinhâjah.Nama ini kemudian dikenal sebagai Ibnu Âjurrûm.
Ibnu
Âjurrûm dialhirkan di kota Fasa, -sebuah kota besar di Negara Maroko –
pada tahun 672 H yaitu tahun wafatnya Imam Malik dan wafat di kota itu
hari Senin ba’da Dzuhur tanggal 20 Shafar Tahun 723 H.
Beliau
menimba ilmu di Fasa, kampung halamannya, hingga pada suatu hari beliau
bermaksud untuk menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Ketika melewati
Mesir, beliau singgah di Kairo dan menuntut ilmu kepada seorang ulama
nahwu termasyhur asal Andalusia, yaitu Abû Hayyân pengarang kitab
al-Bahru al-Muhith sampai mendapat restu untuk mengajar dan dinobatkan
sebagai salahsatu imam dalam ilmu gramatikal bahasa arab atau ilmu
nahwu.
Selain
terkenal sebagai ulama nahwu, beliau juga terkenal sebagai ahli fikih,
sastrawan dan ahli matematika, di samping itu beliau menggeluti ilmu
seni lukis, kaligrafi dan tajwid. Karya yang dipersembahkannya berupa
kitab-kitab yang ia karang dalam bentuk arjuzah, bait-bait nadzam dalam
ilmu qiro’at dan lain sebagainya. Dua diantara karyanya yang terkenal
adalah kitab Farâ’id al-Ma’âni fî Syarhi Hirzi al-Amâni dan kitab ini
Al-Muqaddimah Al-Âjurrûmiyyah.
------------
Pengarang
kitab ini yang tidak lain adalah Ibnu Ajurrum tidak memberikan nama
khusus untuk kitabnya. Dalam penamaannya kitab ini dikenal dengan nama
yang dinisbatkan kepada pengarangnya, sehingga kitab ini dikenal dengan
nama al-Âjurrûmiyyah atau al-Jurmiyyah. Sebagaimana tatacara penisbatan
dalam gramatikal bahasa arab bahwa murokkab idhofi atau kata kompleks
yang disandarkan seperti kata Ibnu Âjurrûm pada bab nisbat biasanya
dihapus awal katanya dan dinisbatkan pada kata kedua.(lihat Alfiah Ibnu
Malik, Bab Nasab bait 870-871).
Kitab
ini dikenal juga dengan nama Al-Muqaddimah Al-Âjurrûmiyyah atau
Muqaddimah Ibnu Âjurrûm.Dinamakan Muqaddimah karena bentuk karangannya
adalah muqaddimah atau dalam bahasa indonesianya bentuk karangan prosa
bukan berupa bait-bait nadzam.
Selain
tidak memberi nama khusus pada kitabnya, Ibnu Ajurrum juga tidak
menyebutkan kapan kitab ini dikarang sehingga para penulis biography
tidak mengetahui secara pasti kapan kitab ini disusun. Hanya saja Ibnu
Maktum yang sejaman dengan Ibnu Ajurrum dalam Tadzkirahnya menyebutkan
bahwa kitab itu dikarang sekita tahun 719 H.
Adapun
tempat penulisan kitab ini, Al-Râ’i, Ibnu al-Hâj dan al-Hamîdy
meriwayatkan bahwa Ibnu Ajurrum mengarang kitab ini sepanjang perjalanan
beliau menuju Makkah.
Metode
penulisannya terfokus pada judul-judul besar ilmu nahwu dan
pembahasan-pembahasan pokok, sehingga kitab ini dikenal sebagai kitab
yang ringkas dan padat. Imam Suyuthy dalam Bughyat al-Wu’ât menyebutkan
bahwa Ibnu Ajurrum berkiblat pada ulama Kufah dalam karangan nahwunya.
Hal ini dibuktikan dalam pembahasan asma’ al-khamsah yang merupakan
pendapat ulama Kufah, sedang ulama Bashrah menambahkannya menjadi asma’
al-sittah. Hal lain yang mengindikasikan ke-Kufah-annya adalah dengan
memasukan “kaifama” dalam jawazim , adalah hal yang ditentang oleh ulama
Bashrah.
Kitab
ini mendapat apresiasi yang sangat besar baik dari kalangan para ulama
maupun para murid. Bentuk apresiasi ini terlihat dari munculnya para
ulama yang menciptakan bait-bait nadzam, syarah dan komentar dari kitab
ini.
Pengarang
kitab Kasyfu al-Dzunûn menyebutkan bahwa diperkirakan lebih dari
sepuluh kitab yang menjadi nadzam, syarah, dan komentar dari kitab ini.
Diantara
yang menciptakan bait-bait nadzam dari kitab ini adalah Abdul Salam
al-Nabrâwy, Ibrahim al-Riyâhy, ‘Alâ al-Dîn al-Alûsy dan yang paling
terkenal adalah kitab Matnu al-Durrah al-Bahiyyah karangan Syarafuddin
Yahya al-‘Imrîthy.
--------------
Adapun kitab-kitab yang menjadi syarah kitab ini diantaranya adalah,
1.
Kitab al-mustaqill bi al-mafhumiyyah fi Syarhi Alfadzi al-Âjurrûmiyyah
yang dikarang oleh Abi Abdillah Muhammad bin Muhammad al-Maliky yang
dikenal sebagai al-Ra’î al-Andalusy al-Nahwy al-Maghriby.
2. Kitab al-Durrah al-Nahwiyyah fî Syarhi al-Âjurrûmiyyah karangan Muhammad bin Muhammad Abi Ya’lâ al-Husainy al-Nahwy.
3. Kitab al-Jawâhir al-Mudhiyyah fî halli Alfâdz al-Âjurrûmiyyah karangan Ahmad bin Muhammad bin Abdul Salam.
4. Kitab al-Nukhbah al-‘Arabiyyah fî halli Alfâdz al-Âjurrûmiyyah karangan Ahmad bin Muhammad bin Abdul Salam.
5. Kitab al-Duror al-Mudhiyyah karangan Abu Hasan Muhammad bin ‘Ali al-Maliky al-Syâdily.
6.
Kitab al-Kawâkib al-Dhauiyyah fî halli Alfâdz al-Âjurrûmiyyah karangan
Syeikh Syamsuddin Abil Azam Muhammad bin Muhammad al-Halâwy
al-Muqoddasy.
7.
Kitab al-Jawâhir al-Sunniyyah fî Syarhi al-Muqaddimah al-Âjurrûmiyyah
karangan Syeikh Abu Muhammad Abdillah yang terkenal dengan sebutan Ubaid
bin Syeikh Abul Fadly bin Muhammad bin Ubaidillah al-Fâsy
8. Kitab Syarhu al-Syeikh Khalid al-Azhary ‘alâ Matni al-Âjurrûmiyyah.
9. Kitab Syarhu al-Syeikh Yazîd Abdurrahman bin Ali al-Makûdiy al-Nahwy.
10. Kitab Al-Tuhfah al-Sunniyyah karangan Syeikh Muhammad Muhyiddin Abdulhamid.
11. Kitab Syarah milik Syeikh Hasan al-Kafrawy al-Syafi’î al-Azhary
12. Kitab Hâsyiat al-Âjurrûmiyyah karangan Abdurrahman bin Muhammad bin Qosim al-Najdy.
13. Kitab Îdhôh al-Muqaddimah al-Âjurrûmiyyah karangan Syeikh Shalih bin Muhammad bin Hasan al-Asmary.
14. Kitab Al-Ta’lîqât al-Jaliyyah ‘alâ Syarhi al-Muqaddimah al-Âjurrûmiyyah karangan Muhammad Shalih al-‘Utsaimîn.
------------
Al-hamidy
dalam hasyiahnya menceritakan bahwa Ibnu Ajurrum setelah selesai
mengarang kitab ini, beliau melemparkan kitabnya ke laut dan berkata :
“Jika kitab ini murni karena mengharap ridha Allah maka ia tidak akan
basah”, dan kitab itu tetap kering. Wallahu a’Lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar