Selasa, 23 Juni 2015

Ceramah Ramadhan ke-27: Keutamaan Ibadah Haji

Sahabat Cerpi pada kesempatan kali ini CeramahPidato.Com akan berbagi artikel mengenai Ceramah Puasa 2015 atau Ceramah Ramadhan 1436 H, judulnya adalah Keutumaan Ibadah Haji, simaklah.
Semoga puji bagi Allah yang memfardhukan ibadah haji dan umroh kepada orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Shalawat dan salam atas sahabat-sahabatnya yang berlomba-lomba berbuat baik. Allah swt. Berfirman di dalam Q.s. al-Hajj 22:27:
وَأَذِّن فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِن كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ
Yang artinya:
Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh,
Ada beberapa hal yang diperintahkan Allah kepada umat Islam berkaitan dengan ibadah haji, antara lain:
Perintah menyeru manusia untuk melaksanakan ibadah haji:
Seruan mengerjakan ibadah haji tersebut mengandung hikmah bahwa Allah akan menganugerahkan kepad manusia beberapa keutamaan, antara lain:
ceramah ramadhan
  • Orang yang melaksanakan ibadah haji mendapat kehormatan menjadi tamu Allah Yang Maha Pengasih.
  • Mendapat pahala jihad yang paling utama. Rasulullah saw. Bersabda: Jihad yang afdhal adalah haji mabrur.’’(Hadis riwayat Bukhari dari Aisyah ra).
  • Mendapat pahala infaq fisabilillah, Bersabda Rasulullah SAW. :infaq dalam ibadah haji seperti infaq fisabilillah, satuDirham dibalas 700 kali lipat.’’(Hadis Riwayat Ahmad, dan Thabrani).
  • Mendapat pengampunan dosa, sehingga bersih seperti pada hari dilahirkan. Barang siapa mengerjakan haji, lalu tidak melakukan rafats dan fasik, niscaya ia kembali bersih seperti pada hari ia dilahirkan oleh ibunya. (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)’’.
  • Mendapat pahala syurga. Rasulullah saw. Bersabda:  Umrahku, umrah berikutnya adalah penghapus dosa di antara keduanya. Sedang haji yang mabrur tiada balasannya kecuali syurga. ‘’(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).
Perintah menyediakan bekal. Allah swt. Berfirman: (Q.S. al-Baqarah 2:197).
الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَّعْلُومَاتٌ ۚ فَمَن فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ ۗ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ ۚ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ
Yang artinya:
(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.
Bekal yang dibutuhkan antara lain:
Bekal pertama dan utama adalahan taqwa (Q.S.al-Baqarah: 197).
Bekal harta untuk memenuhi keperluan selama dalam perjalanan pergi-pulang dengan keperluan hidup di tanah suci.
Bekal kesehatan (jasmani dan rohani) selama melaksanakan ibadah haji.
Bekal pengetahuan manasik dan penguasaan tata cara melaksanakan ibadah haji yang dicontohkan Nabi SAW.
Bakal semangat jihad, dan kesungguhan serta ketekunan melaksanakan ibadah haji secara sempurna.
Perintah menyempurnakan ibadah dan umrah. Allah swt. Berfirman: (Q.s. al-Baqarah :196).
وَأَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلَّهِ ۚ فَإِنْ أُحْصِرْتُمْ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِ ۖ وَلَا تَحْلِقُوا رُءُوسَكُمْ حَتَّىٰ يَبْلُغَ الْهَدْيُ مَحِلَّهُ ۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ بِهِ أَذًى مِّن رَّأْسِهِ فَفِدْيَةٌ مِّن صِيَامٍ أَوْ صَدَقَةٍ أَوْ نُسُكٍ ۚ فَإِذَا أَمِنتُمْ فَمَن تَمَتَّعَ بِالْعُمْرَةِ إِلَى الْحَجِّ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِ ۚ فَمَن لَّمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ فِي الْحَجِّ وَسَبْعَةٍ إِذَا رَجَعْتُمْ ۗ تِلْكَ عَشَرَةٌ كَامِلَةٌ ۗ ذَٰلِكَ لِمَن لَّمْ يَكُنْ أَهْلُهُ حَاضِرِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Yang artinya:
Dan sempurnakanlah ibadah haji dan ‘umrah karena Allah. Jika kamu terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka (sembelihlah) korban yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di antaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah atasnya berfid-yah, yaitu: berpuasa atau bersedekah atau berkorban. Apabila kamu telah (merasa) aman, maka bagi siapa yang ingin mengerjakan ‘umrah sebelum haji (di dalam bulan haji), (wajiblah ia menyembelih) korban yang mudah didapat. Tetapi jika ia tidak menemukan (binatang korban atau tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna. Demikian itu (kewajiban membayar fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada (di sekitar) Masjidil Haram (orang-orang yang bukan penduduk kota Mekah). Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya.
Latar belakng perintah penyempurnaan ibadah haji:
Ibadah haji puncak keagamaan Islam (rukun Islam kelima).
Ibadah haji wajib hanya sekali seumur hidup setap Muslim an Muslimat.
Ibadah haji, ibadaah multi dimensial, ibadah Qalbiyah, lisaniyah, jasmaniah dan ibadah Makiyyah.
Ibadah haji, memerlukan banyak pengorbanan (waktu, tenaga dan harta).
Ibadah haji adalah puncak status keislaman kaum Muslimin.
Aspek-aspek penyempurnaan ibadah haji:
Menyempurnakan syarat-syaratnya.
Menyempurnakan rukun-rukunnya.
Menyempurnakan wajibnya.
Menyempurnakan sunat-sunatnya.
Menyempurnakan hikmah-hikmahnya (memelihara haji mabrur).
Demikian, semoga dapat bermanfaat. Wa Allah a’lam bi al-shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar