Senin, 22 Juni 2015

Ceramah Ramadhan Ke-11: Keutamaan Belajar dan Mengajarkan Alquran

Sahabat Cerpi pada kesempatan kali ini CeramahPidato.Com akan berbagi artikel mengenai ceramah Puasa 2015, yang tentunya bisa jadikan anda referensi dalam berdakwah pada bulan penuh mubaraq ini, judulnya Keutamaan belajar dan mengajarkan Alquran.
Dalam Sebuah Hadis ini menjelaskan betapa mulianya orang yang mempelajari Dalam sebuah hadis yang disampaikan oleh Utsman bin Affan, bahwa rasulullah saw. Bersabda yang artinya: Orang terbaik diantara kalian adalah orang yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya.
Hadis  ini menjelaskan betapa mulianya orang yang mempelajari Alquran, menghapalkan kemudian menyeberluaskan pengetahuan dan hapalannya itu kepada orang lain khususnya kepada  keluarganya sehingga mereka juga menguasai bacaan dan menghapal ayat-ayat Alquran. Tingkat keutamaan dan keistimewaan manusia diukur dari amal baik yang dilakukannya, dan amal yang paling utamlam bahasa arab a adalah mempelajari dan mengajarkal Alquran.
Namun, perlu digaris bawahi bahwa menghapal dan mempelajari Alquran hanya dapat dilakukan dibawah bimbingan seorang guru, seorang pelajar yang menuntunnya membaca Alquran dalam bahasa Arab sesuai hukum-hukum bacaannya,batasannya dan ketepatan makhrajnya.seorang pelajar yang belajar mengaji dan menghapalkan ayat Alquran dapat mengaetahui kesalahan dan kekeliruan bacaannya dihadapan guru, pengajar Alquran segera akan mengoreksinya. Hal itu sesuai dengan petunjuk rasulullah saw. Seperti dikemukakan Anas ra. Bahwasanya Rasulullah saw. Pernah bersabda kepada Ubay bin ka’ab yang artinya: Sesungguhnya Allah memerintahku agar membacakan untukmu Alquran Ubay bin Ka’ab bertanya: Allah menyebutku?. Nabi Menjawab: Ya. Dia (Ubay) berkata: Sunggu saya disebut di sisi Tuhan semesta alam. Nabi menjawab : Iya. Maka menangislah Ubay (HR. Al-Bukhari).
ceramah ramadhan
Dalam kesempatan lain bahwa Rasulullah saw. Menyuruh seseorang untuk membacakan atau memperdengar-kan kepadanya ayat Alquran, seperti dikemukakan dalam hadis berikut: Rasulullah SAW bersabda kepada Ibn Mas’ud ra.: bacakanlah Alquran untukk. Lalu saya (Ibn Mas’ud) menyahut, Ya Rasulullah apakah saya membacakan untuk anda sedangkan (Alquran) itu diturunkan kepada anda? Rasulullah SAW bersabda: Saya senang mendengarkan dari orang selain saya. Maka saya bacakan untuknya surah An Nisah, sampai ketika saya membaca ayat “fakaifa idza ji’na min kulli ummatin bisyahidin wa ji’na bika ala haulai syahida. Ia bersabda: cukup sampai disini. Lalu saya menoleh kepadanya, tampak kedua matanya berlinang-linang.(Muttafaq Alaih).
Hadis diatas menunjukkan betapa mulianya membacakan Alquran untuk orang lain terlebih lagi mengajarkannya, agar mereka menghapal, mendengar, mempelajarinya dengna baik. Secara tersirat sebenarnya hadis ini menunjukkan sifat dan perilaku kaum muslimin yang baik yag tidak hanya mementingkan diri sendiri tetapi melupakan kemashlahatan orang lain. Hal ini berbeda dengan sifat orang-orang kafir yang arogan yang tidak memberi menfaat dan tidak memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menerima manfaat sebagaimana firman Allah dalam QS.An-Nahl 16:88:
الَّذِينَ كَفَرُوا وَصَدُّوا عَن سَبِيلِ اللَّهِ زِدْنَاهُمْ عَذَابًا فَوْقَ الْعَذَابِ بِمَا كَانُوا يُفْسِدُونَ
Yang artinya:
Orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Kami tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan disebabkan mereka selalu berbuat kerusakan.
Menurut pendapat mufassirin, perilaku jahat orang-orang kafir menghalangi dari jalan Allah termasuk mencegah manusia untuk mempelajari dan mengikuti Alquran, sementara mereka juga jauh membelakangi Alquran. Maka d ua perilaku yang mereka lakukan yaitu mendustakan dan menghalangi mempelajari Alquran, orang seperti ini dipandang sebagai manusia yang paling zalim, paling naiyana di sisi Allah.
Sedang orang-orang mukmin yang baik yang utama adalah mereka yang baik dan sempurna keislaman dirinya dan berupa juga menyempurnakan orang lain seperti yang dikemukakan hadis diawal tulisan ini. Sebagaimana juga dinyatakan Allah dalam Alquran QS Fushshilat 41:33:
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Yang Artinya:
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?”
Menyeru atau berdakwah untuk mengikuti ajakan Allah meliputi berbagai macam cara seperti azan menyeru orang melaksanakan shalat, mengajarkan Alquran, hadis, fiqih dan semua ajaran yang mencari keridhaan Allah, dan dia sendiri suka melakukan amal shaleh dan mengucapkan kata-kata baik, maka tidak ada orang yang terbaik keadaannya dibanding orang ini. Satu contoh dari orang yang ingin mencapai martabat ini adalah ulama besar Abu Abdurrahman Abdullah bin Habib al-Salmi al-Kufi yang tekun mengajarkan Alquran selama 70 tahun sejak masa pemerintahan Utsman bin Affan sampai masa al-Hajj.
Keikhlasan dan kesungguhan seorang mukmin dalam mempelajari kemudian mengajarkan Alquran dan mengamalkan dalam kehidupannya pasti mengangkat kedudukan orang itu disisi Allah sperti yang disampaikan Rasulullah SAW yang artinya: Sesungguhnya Allah mengangkat derajat sekelompok kaum karena Alquran dan merendahkan segolongan lainnya.(HR. Muslim).
Kesimpulan
Mempelajari Quran adalah kewajiban setiap muslim untuk mengentahui ajaran agama dengan benar. Setiap muslim yang mahir membaca Alquran hendaknya mengajarkan ilmunya itu kepada orang lain khususnya anak-anaknya dan keluarganya. Mempelajari dan mengajarkan Alquran adalah amal utama yang mengangkat derajat mukmin disisi Allah.
Seorang Muslim adalah orang yang selalu berupaya mencapai kesempurnaan melalui pengkajian ajaran agamanya melalui Alquran dan hadis dan juga mengajarkannya atau memberi manfaat kepada orang lain.[cp]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar