Rabu, 11 November 2015

Khutbah Jum'at dalam bahasa Indonesia


KESEIMBANGAN HIDUP
Oleh: Bpk. Yahya Suyarna

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Illahi Robbi yang telah memberikan nikmat Iman dan Islam yang pada saat ini kita dalam keadaan sehat wal’afiat sehingga dapat melaksanakan salah satu kewajiban hidup kita yaitu sholat jumat di masjid ini.

Sholawat serta salam semoga tercurah pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, para sahabat dan para pengikutnya yang setia sampai akhir zaman yang InsyaAllah termasuk kita sekalian.
Dalam kesempatan ini khotib berwasiat untuk diri pribadi dan kepada jamaah jumat sekalian untuk selalu berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita pada Allah SWT, dengan menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangannya untuk mendapatkan ridho-Nya.

Hadirin Rohimakumullah,
Allah SWT menciptakan manusia sebagai makhluk yang terbaik di dunia ini dan diberikan akal serta nurani sebagai insan hamba Allah maupun sebagai kholifah di bumi ini dan kita diwajibkan untuk menunaikan tugas hidup berupa ibadah kepada-Nya.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Adz-Dzariyat:56

Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”

Dalam artian yang luas menyembah adalah segala bentuk pengabdian atau ibadah yang baik berdasarkan perintah Allah dan penjabarannya dicontohkan oleh Rasulullah SAW yaitu ibadah langsung kepada Allah (hablu minallah) dan ibadah sesama manusia (hablu minannas) bahkan ditugaskan pula kepada manusia untuk mengelola dan mendayagunakan apa-apa yang telah Allah ciptakan di dunia ini untuk kesejahteraan hidup manusia yang semua itu termasuk kategori ibadah juga.

Hadirin Rohimakumullah,
Kita semua yakin bahwa semua urusan dunia yang kita hadapi selama ini, sekalipun kita kerjakan siang dan malam terus-menerus tidaklah akan habis dan tidak pula akan ada ujungnya karena selama napas masih berhembus dari hidung kita pekerjaan dan keperluan pun akan terus datang dan menantang kita. Tinggal kita selaku umat yang beriman harus bisa mengatur dan mau mengatasinya, karena kalau kita tidak bisa mengatur dan tidak mau membatasi keperluan hidup kita dan lebih berbahaya lagi yaitu kita akan kehilangan arti kebahagiaan hidup dan keseimbangan hidup dalam kehidupan ini.

Allah Maha Adil menciptakan semua makhluknya selalu berpasangan antara langit dan bumi, daratan dan lautan, panas dan hujan, laki-laki dan perempuan lebih dari itu rohani dan jasmani. Dari sekian ciptaannya yang baik, seyogyanya kita dituntut untuk memelihara dan mengatur hanya sebagian saja yaitu yang ada hubungannya dengan hajat kita selaku manusia sehingga dapat berjalan dengan lancar, serasi, dan seimbang terutama keperluan jasmani dan rohani tersebut. Keseimbangan menurut Islam adalah merupakan faktor yang sangat penting, malah menjadi tujuan dan cita-cita hidup bagi setiap muslim. Sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Quran surat Al-Baqarah:201

Artinya: “Dan diantara mereka ada yang berdoa: “Ya, Allah Tuhan kami berilah kebahagiaan, keselamatan di dunia serta kebahagiaan di akhirat nanti dan jauhkan kami dari siksa api neraka”.

Lebih jelas lagi Rasulullah bersabda dalam hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Asyakir, “orang yang meninggalkan dunia karena semata-mata memburu akhirat itu bukan orang baik, begitu juga orang yang meninggalkan akhirat karena memburu dunia semata-mata kecuali bilamana dia mendapatkan dunia dan akhirat secara bersama-sama karena dunia itu jalan menuju akhirat dan janganlah kamu menjadi beban orang lain”.

Hadirin Rohimakumullah,
Dari ayat Al Quran dan Al Hadits tersebut dapat kita ambil pengertian sebagai berikut:
1. Kita dituntut agar menyeimbangkan antara kepentingan lahiriyah duniawiyah dan kepentingan ruhaniyah ukhrowiyah, jangan sampai berat sebelah dan apalagi kalau hanya mengutamakan salah satu diantaranya. Keduanya harus seimbang, sejalan, serasi dan searah. Seperti seimbang dan searahnya rel kereta api tidak bisa tinggi sebelah, karena hal itu bisa mengakibatkan miringnya kereta api dan mengakibatkan kereta api terguling.

2. Dunia merupakan jembatan yang menuju akhirat. Dunia ini bukan tujuan karena sifatnya fana yang sewaktu-waktu yang telah ditentukan Allah pasti akan mengalami kehancuran dan kebinasaan termasuk didalamnya umat manusia. Dan kita akan kembali menghadap kepada sang pencipta. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Qashash:88

Artinya: ”Tiap-tiap sesuatu pasti binasa kecuali Allah. Bagi-Nyalah segala penentuan dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan”

Kita kembali kepada Allah bukan kembali begitu saja tetapi kembali untuk mempertanggung jawabkan segala amal perbuatan yang telah kita perbuat selama hidup dan mengembara di dunia yang fana ini. Sebagaimana yang diucapkan Muadz Bin Jabal, Nabi Muhammad SAW bersabda:”Tidak dapat bergerak kaki seorang hamba sehingga ditanya 4 perkara yaitu umurnya digunakan apa sampai mati dan badannya dalam hal apa ia gunakan dan dari ilmunya apa yang dia amalkan dan hartanya dari mana dia dapat dan kemana ia keluarkan”.

Dari uraian dan sabda Rasul tadi, marilah kita renungkan keadaan masyarakat kita dewasa ini. Kita perhatikan tayangan dan berita di media masa dan elektronika, tampak fenomena kehidupan masyarakat mengenai sosial, budaya, dan ekonomi telah menjadi tragedi dan misteri yang melanda proses kehidupan dalam masyarakat di era globalisasi ini, antara lain terjadinya tindakan kekerasan, korupsi dan manipulasi dalam memenuhi usaha hidup yang kadang-kadang sudah tidak memperhatikan aturan lagi baik agama maupun negara. Halal dan haram kelihatannya sudah abu-abu dan sulit dibedakan. Maka dengan cara memperhatikan keseimbangan pola kehidupan dunia tempat hidup sekarang ini adalah merupakan kesempatan dari Allah bagi manusia untuk berikhtiar guna melepaskan diri dari beban orang lain dan merupakan ladang tempat menanam amal-amal baik dan shaleh seperti pernah Rasul nyatakan “Ad-dunyaa mazroatul akhirah”.
Sedangkan akhirat itu adalah tempat kembali yang abadi. Yang ditentukan dengan buah amal perbuatannya. Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran surat An-Najm:39-41

Artinya: “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkannya. Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna”

Oleh karena itu, kita jangan terlalu memburu harta yang nantinya akan kita tinggalkan dan akan mengalami kehancuran apalagi sampai melupakan hal-hal yang akan kita bawa berupa amal shaleh yang dapat menyelamatkan kita di yaumil hisab. Dan Allah memberikan peringatan dalam surat An-Nahl:96

Artinya: “Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah akan kekal”.

Jadi, apa-apa yang ada pada diri kita seperti pakaian dan perhiasan, ataupun yang ada di luar dari diri kita seperti harta benda dan kekayaan anak, istri, dan handai tolan malah nyawa sekalipun akan lenyap kecuali bila itu semua kita tempatkan, kita nafkahkan dan kita belanjakan di jalan yang diridhoi Allah SWT. Dan itulah yang kekal dan abadi di sisi Allah SWT. Betapa beruntungnya orang-orang yang bisa menempatkan dan bisa memanfaatkan karunia Allah tersebut di jalan yang diridhoi-Nya baik itu karunia umur, ilmu, harta benda, dan anak karena semua itu merupakan modal yang dapat dijadikan amal shaleh yang kekal di sisi Allah SWT. Yang kita akan mendapatkannya di akhirat nanti.

Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah,
Demikianlah khutbah yang dapat khotib sampaikan, semoga ada manfaatnya bagi khotib khususnya dan bagi kita sekalian selaku kaum muslimin pada umumnya. Dan semoga Allah memberikan kekuatan Iman, kesabaran, serta ketaqwaan dalam menjalankan roda kehidupan ini sehingga kita benar-benar dapat menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya untuk mendapatkan ridho-Nya. Amin ya robbal ‘alamin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Khutbah Jum'at dalam bahasa Sunda

Khutbah Jum'at dalam bahasa Sunda

KASAIMBANGAN HIRUP
Oleh: Bpk. Andi Rachman Hakim

Assalamu’alaikum Wr.Wb.,

Puji syukur mangga urang sami-sami panjatkeun ka hadirat Alloh SWT anu parantos maparin kanikmatan iman sinareng Islam dugi ka dangeut ieu urang sadayana masih dina kaayaan sehat wal’afiat sahingga tiasa ngalaksanakeun salah sahiji kawajiban hirup urang sadayana nyaeta ngalaksanakeun ibadah jum’at di masjid ieu.

Sholawat sinareng salam mugia tetep kacurahlimpahkeun kanggo junjungan urang sadayana, Nabi Muhammad SAW., ka para sahabatna, ka para tabi’it tabi’in anu satia dugi akhir zaman anu insya Alloh kalebet oge urang sadayana.
Dina kasempetan ayeuna khotib masihan wasiat khususna kanggo pribados nyalira sareng ka jama’ah jum’at sadaya, hayu urang sami-sami ningkatkeun kaimanan sareng kataqwaan ka Alloh SWT ku ngalaksanakeun sagala parentahna sareng ngajauhan sagala laranganna supados kenging ridho ti mantenna. Alloh SWT nyiptakeun manusa teh kalayan makhluk anu panghadena di dunya ieu, jeung dibere akal sarta nurani. Sajabi ti janten hamba Alloh oge janten kholifah di bumi anu dipaparin kawajiban pokok nyaeta ibadah. Dawuh Alloh SWT dina surat adz-dzariat ayat 56 :

“Jeung Kuring (Alloh) henteu nyiptakeun jin jeung manusa teh teu aya lian pikeun maranehna kacuali nyembah ka Kawula.”

Nyembah dina harti luas nyaeta sagala rupa bentuk pangabdian atawa ibadah nu hade didasaran parentah Allah jeung sakumaha Rasulullah parantos nyontohkeun dina ngalaksanakeunna, boh ibadah langsung ka Alloh (Hablu minalloh) atanapi ibadah kasasama manusa (hablu minannas). Sajabi ti eta oge, manusa teh kudu bisa ngalola jeung ngamanfaatkeun naon-naon nu ku Gusti Alloh ciptakeun di dunya ieu pikeun kasejahteraan hirup manusa sebab nu kitu teh masih keneh kaasup kana ibadah.

Hadirin Rohimakumullah,
Urang sadayana yakin yen sagala urusan dunya nu disinghareupan baheula nepi ayena ieu, sanajan urang ngadekul teu euereun-eureun beurang jeung peuting moal aya beakna jeung tungtungna salila hawa masih kaluar tina irung, pagawean jeung pangabutuh teh bakal datang. Salaku jalma nu boga iman mah kudu bisa ngatur jeung ngatasi perkara eta. Sabab lamun urang teu bisa ngatur jeung ngabatasan pangabutuh hirup urang leuwih bahayana leungiteun kabahagian hirup jeung kasaimbangan hirup dina kahirupan sapopoe.

Alloh Maha Adil nyiptakeun kabeh mahluk teh aya pasanganna samodel langit jeung bumi, daratan jeung lautan, halodo jeung hujan, lalaki jeung awewe leuwih tina hal eta jasmani jeung rohani. Patali tina sakian ciptaan nu hade, geus sakuduna urang bisa miara jeung ngatur sanajan sawareh oge nu aya kaitan jeung hajat (pangabutuh) urang salaku manusa supaya bisa maju, lancar, sauyunan tur saimbang, utamana mah pangabutuh jasmani jeung rohani eta. Kasaimbangan dina pandangan Islam teh nyaeta mangrupikeun faktor nu penting, malahan jadi tujuan jeung cita-cita hirup keur muslim. Sakumaha parantos ditetelakeun dina Al-Qur’an surat Al-Baqoroh ayat 201 :

“Jeung di antara maranehna aya jalma anu ngado’a : ‘Nun gusti, pasihan diri kami kasaean di dunya sareng kasaean di akherat sareng piara diri kami tina siksa seuneu naraka’”.

Leuwih jelasna deui Rasululloh ngadawuh dina hadits nu diriwayatkeun ti Ibnu Asyakir :
“ Jalma nu niggalkeun urusan dunya ngan saukur pikeun akherat teh lain jalma nu hade, kitu oge jalma nu ninggalkeun urusan akherat ngan saukur pikeun dunya kacuali lamun manehna meunangkeun dunya jeung akherat babarengan sabab dunya teh jalan keur ka akherat jeung urang teh ulah jadi beban keur batur”. 

Hadirin Rohimakumullah,
Tina ayat Qur’an jeung hadits di luhur meunang kasimpulan sapertos kieu :
1. Urang sadayana dituntut kudu bisa nyaimbangkeun miwah kapentingan lahiriyah duniawiyah jeung kapentingan ruhaniyah ukhrowiyah, ulah dugi kabeurat sabeulah komo lamun mentingkeun salah sahijina. Duanana kudu saimbang, sajalan, sauyunan jeung saarah. Sakumaha conto saimbang jeung saarahna rel kareta api teu bisa jangkung sabeulah, sabab bisa ngakibatkeun kareta api nyangeyeng malahan bisa tiguling.

2. Dunya teh mangrupikeun jambatan keur nuju akherat. Dunya ieu lain tujuan sabab fana nu sawaktu-waktu geus ditangtukeun ku Gusti Alloh pasti bakal ancur jeng binasa ka asup manusa nu bakal balik nyinghareupan ka nu nyiptakeunana nyaeta Alloh SWT.

Hadirin Sidang Jum’at Rohimakumulloh,
Mung sakieu rupina khutbah nu tiasa didugikeun dina kasempetan ayeuna, mugia aya manfaat khususna kanggo khotib sareng umumna ka para jama’ah salaku kaum muslimin. Mugia Alloh SWT maparin kakiatan Iman tur kataqwaan dina ngalaksanakeun kahirupan urang sadayana sahingga tiasa ngajalankeun parentahna sareng ngajauhan sagala laranganna nu akhirna Gusti Alloh maparin karidhoan-Na. Amin Ya Robbal ‘alamin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Minggu, 08 November 2015

Teks Ceramah Islam dalam Bahasa Sunda (untuk Mubtadi)


اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ  الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارِ، مُكَوِّرُ اللَّيْلِ عَلَى النَّهَارِ، وَتَبْصِرَةٌ لِأُولِى الْقُلُوْبِ وَالْأَبْصَارِ، وَتَذْكِرَةٌ لِأُولِى الْأَلْبَابِ وَالْإِعْتِبَارِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى مُحَمَّدٍ الْمُخْتَارِ، وَعَلٰى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ الْأَخْيَارِ. أَمَّا بَعْدُ
فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالٰى فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَهُوَ أَصْدَقُ الْقَائِلِيْنَ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (المجادلة : ١١)
وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ((كُنْ عَالِمًا اَوْ مُتَعَلِّمًا اَوْ مُسْتَمِعًا اَوْ مُحِبًّا وَلَا تَكُنْ خَامِسًا فَتَهْلَكَ))
تَبَارُكًا فِى الدُّعَاءِ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ... آمِيْن
اَللهم إِنِّى أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ وَقَلْبٍ لَا يَخْشَعُ وَعَمَلٍ لَا يُرْفَعُ وَدُعَاءٍ لَا يُسْمَعُ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
Teu aya kecap anu langkung megah, anu pantes diucapkeun ku hiji jalmi anu do’ifah, salian ti manjatkeun puja ka dzat Allah anu Maha Kawasa, Puji didugikeun ka dzat Allah anu Maha Suci, oge Syukur ka dzat Allah anu Maha Ghofur, nyatana Allah ‘azza wa jalla anu ngagaduhan sifat kasampurnaan jeung bersih tina sifat kakirangan.
اَلْمُتَّصِفُ بِكُلِّ كَمَالٍ وَالْمُنَزَّهُ عَنْ كُلِّ نَقْصٍ
Anu parantos maparin nikmat ka makhlukna anu patut ku urang disyukuran sanes dikufuran. Sakumaha Allah ngadawuh dina Al-Qur’an:
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Shalawat مع salamna, mudah-mudahan dilimpah curahkeun ka buah manah  Siti Aminah penguasa Makkah pembuka syafa’ah, nyatana kengjeng nabi Muhammad saw., sakumaha imam Ibnu Malik  nyarioskeun dina baet terakhirna :
فَأَحْمَدُ اللهَ مُصَلِّيًا عَلٰى # مُحَمَّدٍ خَيْرِ النَّبِيِّ أُرْسِلَ
Oge henteu hilap ka para kulawargina ka para sohabatna oge ka urang sadayana salaku umatna mudah-mudahan kenging Syafa’atul’udzma ti mantenna.
شَيْخُنَا الْمُكَرَّمُ وَالْمُكَرَّمَةُ، اَلْعَالِمُ اَلْعَلَّامَةُ صَاحِبُ الْفَضِيْلَةِ وَالسَّعَادَةِ
Pimpinan sekaligus sesepuh ieu masjid anu ku simabdi dihormati anu mudah-mudahan aya dina rahmat Gusti anu Maha Suci
بَارَكَ اللهُ فِى عِلْمِهِمْ بَارَكَ اللهُ فِى رِزْقِهِمْ بَارَكَ اللهُ فِى طُوْلِ حَيَاتِهِمْ. آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
Alhamdulillah kalayan izin Allah swt., di Haflah anu barokah ieu urang sadayana tiasa patepung lawung patepang wajah dina acara muhadoroh.
Hadirin rahimakumullah...
Dina kitab “Fawa’idulmakiyah” mushonnif Said ‘Alawiy bin Ahmad Asy-Syeghaf, menjelaskan :
لَابُدَّ لِلْعَبْدِ مِنْ أَرْبَعَةِ أَشْيَاءَ : اَلْعِلْمِ وَالْعَمَلِ وَالْإِخْلَاصِ وَالْخَوْفِ
Diwajibkeun ka hiji abid anu hayang salamet dunia akherat, kudu boga 4 perkara ;
1. Ilmu 2. Amal            3. Ikhlas           4. Khauf, nyaeta sieun ku Allah
Coba ku urang tafakkuran, Allah nyiptakeun manusia benten jeung nyiptakeun binatang. Pami binatang mah teu gaduh akal, sedengkeun ari jalmi mah gaduh jiwa, dipasihan akal anu mana eta akal teh kangge nampi pamahaman sareng ilmu ti gusti Allah. Maka dina hiji katerangan dijelaskeun :
اَلْإِنْسَانُ حَيَوَانٌ نَاطِقٌ اَيْ مُدْرِكُ الْعِلْمِ
Manusia teh nyaeta “hewan“ anu berfikir, maksudna tiasa mendakan kana ilmu.
Margi ari ilmu eta diibaratkeun cahaya anu nyaangan ka urang sadayana. Margi saur rosul :
اَلْعِلْمُ نُوْرٌ
“ari ilmu eta cahaya”
Upami aya jalmi teu gaduheun ilmu eta jalmi lir ibarat jalmi anu lolong. Tah ari jalmi buta mah sagala rupi oge pantes, najong baskom, pantes..! nubruk panto, pantes..! malah ragrag kana jurang oge pantes..! kitu oge jalmi anu bodo eta oge pantes wae ngagebrus kana rupi-rupi jenis dosa jeung pamaksiatan. Benten sareng jalmi anu berilmu anu bakal diangkat darajatna ku gusti Allah.
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
Hadirin rahimakumullah...
Poin kadua anu kedah dimiliki ku hiji abid nyaeta “amal”. Sabab ilmu moal aya manfaatna pami henteu diamalkeun.
وَمَنْ لَمْ يَعْمَلْ بِمَا عَلِمَ فَهُوَ مَحْجُوْبٌ
Saha wae jalmi anu teu ngamalkeun kana ilmuna, eta pasti kahalangan.
Hadirin rahimakumullah...
Poin katiluna nyaeta ikhlas. Margi hiji abid anu ngarepkeun salamet dunia jeung akherat eta teu cukup ku ilmu jeung amal wungkul, tapi salian ti eta kudu didasari ku kaikhlasan.
فَمَنْ لَمْ يُخْلِصِ الْعَمَلَ فَهُوَ مَغْبُوْلٌ
Saha jalma anu teu ikhlas dina midamel amalna, eta jalma anu rugi.
Tapi hadirin sadayana...!
Ilmu, amal sareng ikhlas wungkul mah eta teu nyukukeun janten jaminan, tapi kedah disampurnakeun ku syarat ka opat nyaeta ”khauf”, nyatana sieun ka Allah. Margi Allah ge parantos ngajelaskeun dina Al-Qur’an :
وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوٰى فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوٰى
Saha wae jalmi anu bener-bener sieun ka murka Allah, ngajauhan sagala laranganna, nyegah hawa nafsu tina perkara anu dilarang ku Allah, tah eta jalmi bakal ditempatkeun di Surga tempat kasih sayang Allah.
Hadirin rahimakumullah...
Saba’dana urang ngabahas kana opat poin tadi, hayu urang betot hiji natijah, yen pami jalmi hoyong meunang kabahagiaan dunia aakherat, kedah nyukcruk mapai kana 4 perkarana.
1. Ilmu 2. Amal            3. Ikhlas           4. Khauf, nyaeta sieun ku Allah
Mung sakitu wae panginten anu tiasa ku abdi didugikeun. Kirang langkungna nyuhunkeun dijemblongkeun lawang pangapunten nu saageung-ageungna. Ditutup kalayan do’a.
رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ