Definisi Istisqo
dakwatuna.com –
Istisqo secara bahasa adalah meminta turun hujan. Secara istilah yaitu
meminta kepada Allah SWT agar menurunkan hujan dengan cara tertentu
ketika dibutuhkan hamba-Nya.
Hukum
shalat Istisqo adalah sunnah muakkadah bagi yang terkena musibah
kelangkaan air untuk minum dan kebutuhan lainnya. Dan dianjurkan bagi
kaum muslimin lainnya yang masih mendapatkan air, sebagai bentuk ukhuwah
dan tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan.
Dalil Shalat Istisqo
Allah SWT berfirman:
فَقُلْتُ
اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا(10)يُرْسِلِ السَّمَاءَ
عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا(11)وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ
لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا(12)
Maka
aku katakan kepada mereka: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu,
–sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun–,niscaya Dia akan mengirimkan
hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan
mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya)
untukmu sungai-sungai” (QS. Nuh: 10-12)
Hadits Rasulullah SAW:
َعَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: ( خَرَجَ اَلنَّبِيُّ
صلى الله عليه وسلم مُتَوَاضِعًا, مُتَبَذِّلًا, مُتَخَشِّعًا,
مُتَرَسِّلًا, مُتَضَرِّعًا, فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ, كَمَا يُصَلِّي فِي
اَلْعِيدِ, لَمْ يَخْطُبْ خُطْبَتَكُمْ هَذِهِ ) رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ,
وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَأَبُو عَوَانَةَ, وَابْنُ حِبَّانَ
Ibnu
Abbas Radhiyallaahu ‘anhu berkata: Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam
keluar dengan rendah diri, berpakaian sederhana, khusyu’, tenang, berdoa
kepada Allah, lalu beliau shalat dua rakaat seperti pada shalat hari
raya, beliau tidak berkhutbah seperti pada shalat hari raya, beliau
tidak berkhutbah seperti khutbahmu ini. Riwayat Imam Lima dan dinilai
shahih oleh Tirmidzi, Abu Awanah, dan Ibnu Hibban.
عن
أَنَسِ بْنَ مَالِكٍ يَذْكُرُ أَنَّ رَجُلًا دَخَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ
مِنْ بَابٍ كَانَ وِجَاهَ الْمِنْبَرِ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمٌ يَخْطُبُ فَاسْتَقْبَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمًا فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ
هَلَكَتْ الْمَوَاشِي وَانْقَطَعَتْ السُّبُلُ فَادْعُ اللَّهَ يُغِيثُنَا
قَالَ فَرَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَدَيْهِ فَقَالَ اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ
اسْقِنَا قَالَ أَنَسُ وَلاَ وَاللَّهِ مَا نَرَى فِي السَّمَاءِ مِنْ
سَحَابٍ وَلاَ قَزَعَةً وَلاَ شَيْئًا وَمَا بَيْنَنَا وَبَيْنَ سَلْعٍ
مِنْ بَيْتٍ وَلاَ دَارٍ قَالَ فَطَلَعَتْ مِنْ وَرَائِهِ سَحَابَةٌ مِثْلُ
التُّرْسِ فَلَمَّا تَوَسَّطَتْ السَّمَاءَ انْتَشَرَتْ ثُمَّ أَمْطَرَتْ
قَالَ وَاللَّهِ مَا رَأَيْنَا الشَّمْسَ سِتًّا ثُمَّ دَخَلَ رَجُلٌ مِنْ
ذَلِكَ الْبَابِ فِي الْجُمُعَةِ الْمُقْبِلَةِ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمٌ يَخْطُبُ فَاسْتَقْبَلَهُ قَائِمًا
فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكَتْ الْأَمْوَالُ وَانْقَطَعَتْ
السُّبُلُ فَادْعُ اللَّهَ يُمْسِكْهَا قَالَ فَرَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَيْهِ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ
حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ
وَالْآجَامِ وَالظِّرَابِ وَالْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ (
البخاري )
Dari Anas bin Malik RA
menyebutkan bahwa ada seorang lelaki pada hari Jum’at masuk dari pintu
menuju mimbar. Sedang Rasulullah SAW berkhutbah. Dia menemui rasul SAW
sambil berdiri dan berkata: wahai Rasulullah SAW telah musnah binatang
ternak dan sumber mata air sudah tidak mengalir. Mohonlah pada Allah
agar menurunkan air untuk kami. Berkata Anas: Maka Rasulullah SAW
mengangkat kedua tangan ke langit dan berdoa: Ya Allah turunkan bagi
kami hujan 3x. Berkata Anas RA Demi Allah pada saat kami tidak melihat
di langit mendung, gumpalan awan atau apapun. Dan sebelumnya di antara
rumah kami dan gunung tidak ada penghalang untuk melihatnya”. Berkata
Anas RA, “Maka muncullah di belakangnya mendung seperti lingkaran. Dan ketika sampai di tengah, menyebar dan turunlah hujan.”
Anas RA berkata: “Maka kami tidak melihat matahari selama enam hari”.
Kemudian muncul lagi lelaki tersebut dari arah pintu yang sama pada
Jum’at sesudahnya dan Rasul SAW sedang khutbah. Dia menghadap Rasul saw
sambil berdiri dan berkata: “Wahai Rasulullah SAW harta-harta hancur dan
sungai-sungai penuh, berdoalah kepada Allah agar menghentikannya. Maka
Rasulullah SAW mengangkat tangan dan berdoa Ya Allah berilah hujan
sekeliling kami bukan adzab bagi kami, jatuh pada tanah, gunung-gunung,
pegunungan, bukit-bukit, danau- danau dan tempat tumbuh pepohonan” (HR. Bukhari)
Macam-Macam Istisqo
Istisqo memiliki tiga macam, yaitu:
- Istisqo yang paling ringan, yaitu doa tanpa shalat dan tidak juga setelah shalat di masjid atau selain masjid, sendiri atau jamaah. Dan sebaiknya dilakukan oleh orang-orang yang shalih.
- Istisqo pertengahan, yaitu doa setelah shalat Jum’at atau shalat lainnya, ketika khutbah Jum’at atau khutbah yang lain.
- Istisqo yang paling utama adalah Istisqo dengan di dahului shalat dua rakaat dan dua khutbah. Dilakukan oleh muslim, baik musafir atau muqim, penduduk kampung atau kota.
Waktu Istisqo
Jika
hanya doa, maka dapat dilakukan kapan saja, dan lebih baik jika
dilakukan saat khutbah Jum’at. Jika doa dan shalat maka dapat dilakukan
kapan saja, tetapi jangan dilakukan pada waktu yang dimakruhkan shalat.
Waktu yang utama adalah pada waktu Dhuha sampai Zhuhur sebagaimana
shalat Id.
Tempat Shalat Istisqo
Shalat Istisqo dapat dilakukan di masjid atau di luar masjid
Adab sebelum shalat Istisqo
- Memperbanyak istighfar dan taubat di hari-hari sebelumnya
- Menghindari perbuatan zhalim dan mengembalikan hak-hak orang yang terzhalimi
- Didahului dengan berpuasa tiga hari
- Hari pelaksanaan dianjurkan puasa.
- Memperbanyak sedekah.
- Sebelum pelaksanaan, disunnahkan melakukan thaharah seperti, mandi, bersiwak, menjauhkan perhiasan dan wangi-wangian, memakai baju yang sederhana.
- Berangkat ke tempat dalam keadaan tawadhu, khusyu’, berharap pada Allah.
Tata Cara Pelaksanaan Shalat Istisqo
- Shalat dua rakaat, sebagaimana shalat ‘Ied, rakaat pertama takbir tujuh kali dan kedua lima kali. Ibnu Abbas berkata:” lakukan pada Istisqo seperti pada waktu ‘Ied”.
- Rakaat pertama disunnahkan membaca surat Al-A’la dan rakaat kedua surat Al-Ghasiyah
- Setelah shalat, diteruskan dengan khutbah dua kali.
- Berdoa menghadap kiblat dan mengangkat dua tangan.
- Dianjurkan doa Istisqo dibacakan oleh Ahli Bait dan orang shalih
- Bertawasul dengan amal shalih
- Khusus untuk kaum lelaki disunnahkan memindahkan dan membalikkan selendang atau sorbannya.
- Dianjurkan imam keluar bersama masyarakat.
- Dianjurkan membawa binatang ternak.
Doa Istisqo :
اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ رَبِّ اَلْعَالَمِينَ, اَلرَّحْمَنِ اَلرَّحِيمِ, مَالِكِ يَوْمِ
اَلدِّينِ, لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ, اَللَّهُمَّ
أَنْتَ اَللَّهُ, لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ, أَنْتَ اَلْغَنِيُّ وَنَحْنُ
اَلْفُقَرَاءُ, أَنْزِلْ عَلَيْنَا الْغَيْثَ, وَاجْعَلْ مَا أَنْزَلْتَ
قُوَّةً وَبَلَاغًا إِلَى حِينٍ
اللَّهُمَّ
اسْقِنَا اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ اسْقِنَا, اللَّهُمَّ اسْقِنا
غَيْثاً مُغِيثاً هَنِيئاً مَرِيئاً غَدَقاً مُجَلِّلاً سَحّاً عامّاً
طَبَقاً دَائِماً؛ اللَّهُمَّ على الظِّرَابِ وَمَنابِتِ الشَّجَرِ،
وَبُطُونِ الأوْدِيَةِ؛ اللَّهُمَّ إنَّا نَسْتَغْفِرُكَ إِنَّكَ كُنْتَ
غَفّاراً، فأرْسلِ السَّماءَ عَلَيْنا مِدْرَاراً؛ اللَّهُمَّ اسْقِنا
الغَيْثَ وَلا تَجْعَلْنا مِنَ القَانِطِينَ. اللهم إنَّ بِالعِبادِ
والبِلادِ والبهائم والخلق من اللأواء والجهد والضنك ما لا نشكوه إلا
إليك. اللَّهُمَّ أنْبِتْ لَنا الزَّرْعَ، وَأدِرَّ لَنا الضَّرْعَ،
وَاسْقِنا مِنْ بَرَكاتِ السَّماءِ، وأنْبِتْ لَنا مِنْ بَرَكاتِ الأرْضِ؛
اللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا الجَهْدَ وَالجُوعَ والعُرْيَ، واكْشِفْ عَنَّا
مِنَ البَلاءِ ما لا يَكْشِفُهُ غَيْرُكَ
اللهم
اسقنا الغيثَ وانصرنا على الأعداء. اللهم أنت أمرتنا بدعائك ووعدتنا
إجابتك، وقد دعوناك كما أمرتنا فأجبنا كما وعدتنا، اللهم امنن علينا بمغفرة
ما قارفنا، وإجابتك في سقيانا، وسعة رزقنا.
Segala
puji bagi Allah Rabbul ‘alamin yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
yang merajai hari pembalasan, tidak ada Tuhan selain Allah yang
melakukan apa yang Ia kehendaki, ya Allah Engkaulah Allah tidak ada
Tuhan selain Engkau, Engkau Mahakaya dan kami orang-orang fakir,
turunkanlah pada kami hujan, dan jadikan apa yang Engkau turunkan
sebagai kekuatan dan bekal hingga suatu batas yang lama.
Ya
Allah, turunkan bagi kami hujan 3x, Ya Allah, turunkan bagi kami
hujan yang menyuburkan, menyejahterakan, bermanfaat, mengalir dari
atas ke bawah merata, dan terus-menerus kebaikannya bagi negeri dan
penghuninya. Ya Allah pada pegunungan, sawah ladang dan danau-danau. Ya
Allah kami beristighfar kepada-Mu, sesungguhnya Engkau penerima ampun,
turunkan kepada hujan dari langit yang terus menerus memberikan
kebaikan. Ya Allah turunkanlah hujan dan jangan jadikan kami termasuk
orang-orang yang putus asa. Ya Allah negeri dan penduduknya mengalami
kesulitan, kesengsaraan, kesempitan dan kami tidak mengadu kecuali
kepada-Mu. Ya Allah tumbuhkanlah bagi kami tanaman, suburkanlah susu-sus
ternak kami, turunkanlah hujan dari keberkahan langit dan tumbuhkanlah
tanaman dari keberkahan bumi. Ya Allah angkatlah dari kami kesusahan,
kelaparan, dan terbukanya aurat, singkapkan dari kami musibah dan tidak
ada yang dapat menyingkapkannya kecuali Engkau
Ya
Allah turunkanlah hujan dan tolonglah kami atas musuh. Ya Allah Engkau
telah memerintahkan kami untuk berdoa, dan berjanji untuk mengabulkan.
Dan kami telah berdoa sebagaimana engkau perintahkan, maka kabulkanlah
sebagaimana Engkau telah janjikan. Ya Allah berikanlah anugerah
ampunan-Mu atas kesalahan kami, dan kabulkan hujan untuk kami dan
kelapangan rezeki.
Doa Ketika Hujan Telah Turun
اللّهُمَّ اجْعَلهُ صَيِّبَاً هَنِيئاً نافعاً. اللهم حوالينا ولا علينا.ويقولون: مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللهِ وَرَحْمَتِهِ
Ya
Allah jadikan hujan yang menyejahterakan dan bermanfaat. Ya Allah
turunkan di sekeliling kami bukan adzab bagi kami. Dan jamaah
mengucapkan:” Hujan turun dengan karunia dan rahmat Allah.
وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين
Tidak ada komentar:
Posting Komentar