Di kalangan Hikmah banyak sekali di jumpai berbagai macam jenis Hizib. Salah satunya yang paling sering di pergunakan untuk menolak / mengembalikan serangan sihir ( ilmu hitam,red ) adalah sebuah Hizib yang bernama Hizbus Silah atau Hizib Silah. Dalam tata bahasa arab Silah, bisa di artikan dengan aliran atau mengalir. Pengertian ini bisa di benarkan jika melihat dari laku riyadhoh Hizib ini yang mengharuskan pengamalnya untuk berendam di air pada saat mulai mengamalkan.
Hizib ini kami dapatkan ijazahnya dari sahabat kami Ust.M.Nur Arifin Al-Hafidz, purwodadi. Dari Pesantren Al-Hidayah, Purwodadi. Uniknya hizib ini menurut saya adalah tata lakunya yang tidak biasa seperti hizib yang lain.Selain itu Hizib ini mempunyai dua cara dalam pengamalannya. Berikut kaifiatu amalnya…
Cara Pertama :
Puasa biasa selama 7 hari, selama puasa dibaca 7 kali ba’da sholat fardhu dan 77 kali saat tengah malam.
Cara kedua :
Puasa biasa selama 3 hari.Dan selama puasa, setiap malam Hizib ini dibaca sebanyak 77 kali sambil berendam di air yang mengalir ( sungai,red )
Sebelumnya membaca tawasul terlebih dahulu :
Al-fatehah liridho illahi ta’alaa wa syafaa’atin nabiyyi Sayyidina Muhammadin Sholallahu ‘alaihi wa alihi was sallama wa libarokaati karoomaati auliyaa illahi ta’alaa was-sholihin wa ridho walidayni li qodho-i haajatii….( niat )…wa ila hadrotin nabiyyi Sayyidina Muhammadin Sholallahu ‘alaihi wa alihi was sallama, wa nabiyullah Khidir Balya ibni Mulkan AS, wa ilaa hadrotin Sulthonul Auliya Syeikh Abdul Qodir Jailani al-baghdadi, tsumma illa ruuhi Syeikh Yasiin, wa Syaikh Sanusi, wa syeikh Ahmad Bashir jekulo kudus, wa man ajazani akhina fillah Ust.M.Nur Arifin Al-Hafidz, purwodadi. Bisirril fatehah………
Bismillahirrahmannir rahiim…
‘azza man ta-‘azza billahi wa dzalla man tajabbaaro billahil ‘azizil jabbar. Alladzii ta-‘azzaza bi izzatin wal qudroti walahul ‘izzatu wal qudrotu wa shulthona ‘alaa jami’il kholqi yaf’alu maa yasaa-u wa yahkum maa yuriidu bi ‘izzatihi fala haula walaa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adhiim. ( 7 / 77 x )
Tahap selanjutnya adalah membacanya rutin dan istiqomah. Waktunya bisa maghrib dan shubuh atau genap selama ba’da sholat maktubah. Yang penting adalah keyakinan dan keimanan yang kuat akan pertolongan Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar